Sunday 11 September 2011

Puisi Jiwa

Puisi Wali kepada Mustika (Kitab Cinta)

Ini adalah senaskah kesedihan yang aku kirimkan melalui jiwaku yang penuhi dukacita kepada sebuah jiwa yang lain. Sesungguhnya kau telah berhasil menghancurkan belengguku dan meraih kemerdekaan.

Sudah bertahun aku mengikat tali cinta ini tanpa makna. Sudah bertahun malamku berlalu dengan menunggu-Mu, Maha Pencipta ditempat persembunyianku yang ditemani oleh keangkuhan dunia. Kau juga adalah penyembuh bagi semua yang salah pada diriku. Namun saat ini kau juga adalah penyakitku. Kau seperti mahkota yang dibuat untukku tetapi menghiasi insan lain.

Kau adalah syurga, aku yakini itu namun aku tidak menemukan kunci untuk membuka gerbangnya. Kau ibarat seperti seorang pencuri yang sedang bergembira atas apa yang dicurinya. Kau mencuri segala jiwa dan cinta yang ada. Jalan cinta sejati dapat ditempuhi oleh mereka yang siap untuk melupakan diri mereka. Demi cinta, kesetian harus dibayar dengan darah dari jantung kita, dari ketenangan jiwa kita. Jikalau tidak, cinta kita tidak bererti apa-apa maka biarlah cinta kita menjadi pelindung rahsia-rahsia kita. Biarkan kesengsaraan yang dibawa cinta membelah jiwa.

Marilah kita berjalan menuju kepada-Nya, menghadap dan bersujud. Memalingkan wajah kepada-Nya, memberikan segala jiwa kepada-Nya dengan membawa cinta sejati yang tidak akan pernah mati kerna cinta buat-Nya akan kekal abadi.

Salam dari gembala rindu,

Wali

2 comments:

DrNurolSainuri said...

sangat bermakna :)

Penduga Arus said...

(DrNurolSainuri)
min albi ilaa albi...=)